web stats

Juan Jesus Sakit Hati Francesco Acerbi Lolos Sanksi Rasisme


Naples

Juan Jesus kecewa betul Francesco Acerbi lolos dari hukuman terkait ucapan rasisme. Bek Napoli itu sakit hati dengan keputusan yang diambil.

Acerbi sebelumnya dituding melontarkan hinaan rasisme ke Jesus saat laga Inter Milan vs Napoli 17 Maret lalu. Bek 34 tahun itu memanggil Jesus berdasarkan warna kulitnya.

Kasus rasisme yang disangkutkan Acerbi sampai membuatnya terusir dari kamp Timnas Italia. Inter Milan turut menginvestigasi secara internal pemainnya itu.

Penyidik Serie A membuat keputusan final perihal Francesco Acerbi. Mereka menilai bukti yang diberikan Juan Jesus dan Napoli tidak kuat, sehingga membebaskan Acerbi dari sanksi rasisme.

Napoli berang dengan keputusan penyidik Serie A. Partenopei terutama tak terima karena penyidik justru menyalahkan Juan Jesus atas kurangnya bukti dan tuduhan tak berdasar.

Juan Jesus akhirnya berbicara soal keputusan final penyidik Serie A. Pemain asal Brasil itu kecewa karena Francesco Acerbi sudah minta maaf kepadanya karena memanggilnya secara rasial, tapi bisa lolos dari hukuman.

“Saya telah membaca beberapa kali, dengan sangat menyesal, keputusan yang menurut Hakim Olahraga tidak ada bukti bahwa saya adalah korban penghinaan rasis dalam pertandingan Inter-Napoli 17 Maret lalu: ini adalah penilaian yang, meskipun saya menghormati itu, saya berjuang memahaminya dan itu meninggalkan kepahitan yang besar,” kata Jesus, dilansir dari Calciomercato.

“Saya benar-benar kecewa dengan hasil dari masalah serius yang hanya salah jika saya tangani ‘seperti pria sejati’, menghindari mengganggu pertandingan penting dengan semua ketidaknyamanan yang ditimbulkan amat berarti bagi para penonton yang menonton pertandingan, dan percaya bahwa sikap saya akan dihormati dan diambil, mungkin, sebagai contoh,” sambungnya.

“Mungkin, setelah keputusan ini, mereka yang berada dalam situasi seperti saya akan bertindak dengan cara yang sangat berbeda untuk melindungi diri mereka sendiri dan mencoba menghentikan rasa malu akibat rasisme yang, sayangnya, sedang berjuang untuk dihilangkan. Saya sama sekali tidak merasa terlindungi oleh keputusan ini yang berjuang antara harus mengakui bahwa “bukti pelanggaran sudah pasti tercapai” dan bersikukuh tidak ada kepastian mengenai sifat diskriminatifnya yang, lagi-lagi menurut keputusan tersebut, hanya saya dan “dengan itikad baik” akan diterima.

“Saya benar-benar tidak mengerti bagaimana ungkapan “‘pergilah berkulit hitam, kamu hanya seorang negro…” yang jelas-jelas menyinggung, tetapi tidak dianggap diskriminatif,” Juan Jesus menuturkan.

Scroll to Top