web stats

Enggak Perlu Juara Liga Champions untuk Sukses


Paris

Paris Saint-Germain menikmati dominasi di Liga Prancis sejak diakuisisi Emir Qatar. Tapi sukses di Liga Champions hingga kini masih menjadi mimpi.

PSG menapak naik menjadi salah satu raksasa Eropa sejak dibeli Tamim bin Hamad Al Thani melalui Qatar Sports Investments pada 2011 silam. Akuisisi itu menjadikan Les Parisiens salah satu klub terkaya di dunia.

Suntikan dana melimpah bikin PSG mampu membangun skuad mentereng, hingga akhirnya mendominasi di Prancis. Sejak 2011, mereka sudah memenangi sembilan titel Ligue 1 dan tak pernah finis di bawah posisi dua.

Mereka juga berkuasa di kompetisi-kompetisi domestik lainnya, hingga target besar dipasang: menjuarai Liga Champions. Salah satu upaya mewujudkan mimpi itu antara lain merekrut Neymar, yang hingga kini jadi pemain termahal di dunia, lalu Lionel Messi.

Tapi menjuarai Liga Champions tak pernah semudah membeli pemain. PSG malah cuma kerap mentok di babak 16 besar dalam tujuh musim terakhir (5 kali).

Dalam periode itu, mereka sekali ke final pada 2019/2020 dengan hasil kalah dari Bayern Munich, lalu sekali terhenti di semifinal musim berikutnya. Musim ini, bersenjatakan produk lokal yakni Kylian Mbappe, PSG masih menjadikan trofi Liga Champions sebagai aspirasi.

Namun Kepala Bagian Pendapatan PSG Marc Armstrong menegaskan, bahwa titel juara Liga Champions tak serta merta menentukan status sukses klub.

“Tak harus memenangi Liga Champions untuk menjadi klub sepakbola yang sukses,” katanya dikutip BBC.

“Apakah kami ingin memenanginya? Ya. Dalam empat musim terakhir, kami sudah berada di final dan semifinal. Kami satu dari tiga tim saja yang berada di fase gugur setiap musimnya sejak 2012/2013, bersama Real Madrid dan Bayern Munich. Kami nomor empat di koefisien UEFA.”

“Tapi chairman kami cukup tegas dan terbuka musim panas ini dengan strategi olahraga yang baru, bahwa Liga Champions bukanlah obsesi,” imbuh Armstrong.

Scroll to Top